Kamis, 04 Agustus 2011

MANUSIA DAN KEGELISAHAN


BAB 1
PENDAHULUAN

            Semua manusia mempunyai kegelisahan . pada prinsipnya, manusia merupakan makhluk yang di arahkan oleh motivasi dan cita-citanya. Hamper semua tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai usaha untuk memuaskan hasrat biologis mereka. Tetapi tujuan itu sering sulit atau bahkan kemungkinan kecil untnk dicapai.
            Pada hakekatnya, kegelisahan menunjukkan pada motivasi yang terhalang dan dalam kedaan tak terpuaskan.
            Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Hal ini mungkin akibat kebutuhan hidup yang meningkat, rasa individualistis dan egoisme, persaingan dalam hidup, dan sebagainya. Dan tidak jarang akibat kegelisahan seseorang,sekaligus membuat oran lain menjadi korban.
            Suasana yang tidak pasti ( kegelisahan ) dalam kasus di ats dapat terlihat pada pertanyaan, “ apa benar Bapak itu menyeleweng? “. Orang bertanya demikian karena memperhatikan sikap, tingkah laku dan perbuatan Bapak itu sehari-hari sebagai orang baik-baik, suka menolong, hidup sedrhana, dan tidak berlebih-lebihan.
            Disamping itu didalam al-Qur’an terdapat banyak ayat yang dapat membantu menumbuhkan sakinah dalam jiwa, menghilangkan keresahan hati, menghilangkan kenangan pahit dan sekaligus menghimbau untuk menggapai segala problema kehidupan masa depan dengan jiwa yang tenang dan mantap.


BAB II
MANUSIA DAN KEGELISAHAN

A. KEGELISAHAN
1.Pengertian Kegelisahan
            Kegelisahan berasal dari kata gelisah. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, WJS Poerwadarminto, gelisah artinya tidak tentram hatinya,selalu merasa khawatir; tidak dapat tenang dalam hidupnya; cemas. Jadi, kegelisahan adalah gejala universal, ada pada manusia dimana saja.
            Kegelisahan timbul karena perbuatan manusia sendiri atau karena keadaan dari luar lingkungan manusia sendiri, yang memberi pengaruh psikologis, yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain.
            Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Tragedy dunia modern tidak sedikit dapat menyebabkan kegelisahan. Hal ini mungkin akibat kebutuhan hidup yang meningkat, rasa individualistis dan egoisme, persaingan dalam hidup, keadaan yang tidak stabil dan seterusnya kegelisahan dalam konteks budaya dapatkah dikatakan sebagai akibat adanya instik manusia untuk berbudaya, yaitu sebagai upaya mencari kesempurnaan.
            Alasan mendasar mengapa manusia gelisah ialah karena manusia memiliki hati dan perasaan. Bentuk kegelisahannya berupa:
a.       Keterasingan
b.      Kesepian, dan
c.       Ketidakpastian
            Perasaan seseorang yang sedang gelisah ialah hatinyatidak tentram, merasa khawatir,cemas, takut, dsb..   
            Untuk mengatasi kegeisahan ini, manusia diperintahkan untuk meningkatkan iman, taqwa dan amal shaleh. Seperti Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah, lagi kikir; apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, tetapi bila mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya dan orang-oran yang dalamhartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang (miskin) yang tidak bisa meminta, ......... (QS. Al-Ma’arij, 70: 18-27).
Perasaan cemas menurut Sigmund Freud ada tiga macam, yaitu:
1.      Kecemasan kenyataan (obyektif)
      Contohnya: Anaknya yang belum pulang, orang tua yang sedang sakit, dsb.
2.      Kecemasan neurotic (saraf)
            Kecemasan ini timbul karena pengamtan tentang bahaya dari naluriah. Menurut S. Freud kecemasan ini dibagi dalam tiga macam, yaitu:
a.       Kecemsan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri sehingga menekan dan menguasai ego.
b.      Rasa takut irrasional atau phobia. Rasa takut ini sudah menular, sehingga kadang-kadang tanpa alas an dan hanya karena pandangan saja. Yang kemudian dilanjutkan dengan khayalan yang kuat dapat menimbulkan rasa takut.
Contoh :
Orang takut ular, takut binatang berbulu, dsb.
c.       Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya.
Contoh :
-          Seorang yang tak bisa bernyanyi atau bicara didepan umum, maka ia gelisah dan hilang keseimbangan.
-          Penyesuaian diri dengan lingkungan
3.      Kecemasan moral
            Hal ini muncul dari emosi diri sendiri seperti perasaan iri dan sebagainya.
Contoh :
Datuk meringgi iri melihat kemajuan usaha bagindo sulaiman. Hatinya selalu gelisah, takut usahanya akan mati, kalah bersaing. Karena itu ia selalu menyuruh orang agar membakar took Bagindo sulaiman.

1.      Sebab-sebab Orang Gelisah
            Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takut akan kehilangan hak-haknya.
Kata ishak, “Hak artinya perintah atau segala ajaran yang dibawa oleh Nabi dan Al-Qur’an”.
            Kalau hak bersifat abstrak, maka hak dalam Al-Qur’an diberi bobot khusus, karena salah satu nama Allah SWT adalah Al-Haq.
Seperti dalamAl-Qur’an :
“Kemudian mereka dikembalikan kepada Allah. Tuhan penguasa yang Haq (QS.Al-Ana’am : 62).
Dan Firman-Nya:
“Sekiranya al-Haq mengikuti hawa nafsu mereka niscaya langit dan bumi jadi rusak”
Banyak orang berfikir bahwa kegelisahaan, merupakan keadaaan yang tidak “diinginkan”. Tetapi para ahli jiwa berfikir bahwa kegelisahan merupakan kondisi hidup manusia, atau sebagai “kawan akrab” yang memberi stimulus kepada tingkah laku manusia. Kegelisahan yang terhindarkan disebabkan oleh kompleksitas manusia, lingkungan dimana ia tinggal, dan keterbatasan fisik dan jiwanya.

Kegelisahan dan kompleksitas manusia
            Motif-motif perbuatan yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku tidak timbul dan dapat mencapai pemuasan dengan cara yang sederhana. Sebaliknya motif-motif itu terjadi dalam keadaan ruwet, bahkan kadang-kadang penuh kekacauan. Motif yang berbeda-beda bersaing satu sama lain, dan pemuasan terhadap motif pertama akan disusul dengan datangnya motif yang lain. Bertumpuknya pola-pola motif kehidupan manusia mengajarkan kepada manusia bahwa tidak semua motif dapat dipuaskan, tetapi ada juga yang memerlukan kesabaran untuk menundanya, dan bahkan bila perlu motif itu ditinggalkan. Bila tidak akan menghasilkan kegelisahan.

Kegelisahan dan Kondisi Lingkungan
            Pemuasan yang menyeluruh pada saat motif juga hamper tidak mungkin sebab tujuan motif itu hanya biasa di capai menyeluruh jika sesuai dengan apa yang tersedia dilingkungan kita. Pada lingkungan tertentu makanan mungkin tak tersedia untuk memuaskan rasa lapar, karena orang itu tidak mampu membelinya, atau kawan-kawan orang itu tidak memperhatikannya atau mengaguminya yang dapat digunakan untuk memuaskan keinginan akan status, keakraban, cinta dan sebagainya.
            Hal di atas itu mengajarkan kepada kita bahwa beberapa motif lebih penting dari lainnya karena cukup sulit untuk dicapai atau motif itu berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Dalam kehidupan kita perkara makan dan minum bukanlah perkara yang sulit, karena makanan dan minuman cukup tersedia pada kita walau ala kadarnya.

2.      Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
            Usaha-usaha mengatasi kegelisahan pertama-tama harus mulai dari diri sendiri, yaitu harus bersifat tenang, sabar dan iman kepada Allah.
Firman Allah :
“Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(QS. Al-Baqarah. 2:155)”.
Didalam Al-Qur’an Alah SWT memberi petunjuk-petunjuk do’a yang baik untuk dibaca guna memohonkesabaran. Do’a memohon kesabaran hati serta keteguhan pendirian dan pertolongan Allah SWT dalam menghadapi cobaan dan orang kafir.
Firman Allah SWT:
“Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan kokohkanlah pendirian kami,dan tolonglah kami dari orang-orang kafir” (QS. Al-Baqarah, 2:250).
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri kepada-Mu”. (QS. Al-A’raf, 7:126)

B. KETERASINGAN
1. Pengertian Keterasingan
            Keterangan berasal dari kata “terasing” dan kata itu dari kata dasar “asing” berarti “sendirian, tidak dikenal orang”. Terasing berarti “disisishkan dari pergaulan”.
Jadi, keterasingan berate hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkannya seseorang dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari orang lain.
Terasing atau keterasingan adalah merupakan bagian hidup manusia terhadap kaum mukmin yang sedang berada ditemat pengasingan, jauh dari tanah airnya, yang belum pernah ia lihat sebelumnya, Allah SWT memberikan kesejukan hatinya dengan menunjukkan kiblat shalatnya.
Seperti Firman-Nya:
“Dan kepunyaan Allah-Lah timur dan barat maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah (kekuasaan Allah meliputi seluruh alam). Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Baqarah, 2:115)
Hamparan bumi yang luas adalah tempat bagi orang-orang mukmin untuk menyembah kepada Allah SWT. Karena dialah zat yang berhak disembah disetiap tempat berbagai penjuru dunia.

2.  Sebab-sebab Keterasingan
Orang hidup dalam keterasingan, pertama sifat-sifat atau sikap yang tidak dapat diterima dan kedua karena perbuatannya. Jadi keduanya juga karena perbuatan hanya berbeda sifatnya.
Bila kita simpulkan, kedua sebab hidup keterasingan itu bersumber pada:
1.      Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Perbuatan itu antara lain: mencuri, bersikap angkuh, sombong atau kaku.
2.      Sikap rendah diri
Sikap yang sejenis dengan angkuh atau sombong ialah sikap kaku, pemarah dan suka berkelahi. Sikap seperti ini, sebab takut terjadi konflik batin ataupun konflik fisik karena hal merupakan perbuatan anak kecil.
Sikap ini juga disebut sikap minder. Bukan orang lain yang memandang dirinya rendah, tetapi justru dirinya sendiri. Sikap rendah diri itu ada sebab-sebabnya, mungkin cacat fisik, karena sosial ekonominya, rendah pendidikannya dank arena perbuatannya.

a.       Keterasingan karena cacat fisik
            Cacat fisik itu tidak perlu membuat hidup terasing karena cacat fisik itu kehendak Tuhan. Namun manusia, lain jalan pikirannya, merasa malu anaknya atau cucunya yang cacat fisik, maka disingkirkan anak tersebut dari pergaulan ramai, hidup dalam keterasingan.
            Seperti halnya dalam film “Detik-detik menyentuh kasih” seorang kakek malu melihat cucunya lahir dalam keadaan cacat kakinya, ia berusaha membunuh bayi itu dengan cara perlahan-lahan. Tetapi ibunya yang mengandung 9 bulan dengan penuh kasih saying, dengan diam-diam membawa lari anaknya ke sebuah desa jauh dari jauh dari pergaulan ramai.
            Anaknya di didik diajar membaca, menulis, berhitung dan ternyata anak tersebut mempunyai daya tangkap yang luar biasa. Dengan kaki buatan, ia dapat bersekolah, bahkan sampai ke perguruan tinggi, dan akhirnya anak yang telah dewasa itu berhasil menjadi penulis yang baik.

b.      Keterasingan karena social ekonomi
Ekonomi kuat atau lemah adalah anugrahtuhan. Orang tidak boleh membanggakan kekayaan, tetapi orang tidak boleh merasa rendah diri karena keadaan ekonomi yang sangat rendah. Namun didalam kenyataan lain keadaanya. Orang-orang yang lemah ekonominya sering kali merasa rendah diri, akibat orang-orang yang kaya sering membanggakan kekayaanya, meskipun tidak disengaja.
            Seperti halnya dalam roman “Dian yang tidak kunjun padam karya st.Alisyahbana”, setelah cintanya kepada Molek ditolak oleh orang tua Molek R. Mahmud dan Cik Siti: Yasin mengasingkan diri dari pergaulan. R. Mahmud beranggapan bahwa selain rendah martabatnya juga miskin. Oleh karena merasa diri hanya sebagi penjual nanas, Yasin kecewa, ddan menyembunyikan diri sebagai pertapa. Ia muncul pada waktu Molek meninggal dunia. Yasin bekerja dengan giat, mengangkut air, dan menyediakan barang yang diperlukan untuk pemakaman Molek. Molek meninggal akibat putus asa, kecewa atas perbuatan suaminya, Sayid Mustafa keturunan Arab pilihan orang tuanya,

c.       Keterasingan karena rendah pendidikan
Dalam pergaulan orang-orang yang berpendidikan rendah dan kurang pengalaman biasanya menyendiri, mengasingkan diri karena serba sulit menempatkan diri.

d.      keterasingan karena perbuatannya
Orang terpaksa hidup dalam keterasingan karena merasa malu, dunia rasanya sempit, bila nampak orang ingin mukanya ditutupi. Itu semua adalah akibat dari perbuaannya yang tidak bias diterima oleh masyarakat lingkungannya.

3.      Usaha-Usaha untuk Mengatasi Keterasingan
Keterasingan biasanya terjadi karena sikap sombong, angkuh, pemarah, kaku, tetapi juga karena rendah diri, perbuatan yang melanggar norma hukum. Pada hakikatnya sikap sombong, angkuh, kaku, rasa rendah diri orang takut kehilangan hsknya. Untuk mengatasi keterasingan ini perlu kesadaran yang tinggi’ Orang yang bersikap disadarkan, karerna apa yang mereka lakukan dianggapnya sudah benar semua. 

C. KESEPIAN
1.  Pengertian Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyilengang, tidak ramai, tidak ada orang atau kenderaan, dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi.
Misalnya:
            Setelah tembakan gencar itu berhenti, tampak Jalanan sepi. Orang takut keluar, bahkan suara deru mobil pun tak kedengaran.
            Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup manusia. Lama atau sebentar, perasaan kesepian ini bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.

2.      Sebab-sebab Terjadinya Kesepian
            Bermacam-macam penyewbab terjadinya kesepian, frustasi pun dapat mengakibatkan kesepian yang bersangkutan tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidaksuka bergaul,ia kebih senang hidup sendiri.
            Kesepian itu akibat keterasingan dan keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, keras kepala, sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan.
            Kesepian juga disebabkan karena takut kehilangan hak nama baik. Nama baik merupakan harapan setiap orang. Bahkan orang takut matidemi menjaga nama baik. Meskipun sudah berhati-hati menjaganya mungkin juga oranng masih berbuat salah, sehingga cemar nama baiknya. Untuk ini, sering kali yang bersangkutan terpaksa hidup mengasingkan diri, akibatnya kesepian.

D.. KETIDAKPASTIAN
1.Pengertian Ketidakpastian
            Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya), apa yang dipikirkannya tidak searah. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.
            Ketidakpastian adalah bagian dari hidup manusia. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian hidup. Setiap orang pernah mengalaminya, Bahkan anak kecilpun pernah mengalaminya. 
Misalnya:
            Ketika anak kecil ditinggalkan ibunya,ia menangis kebingungan.K ebingungan itu menunjukkan adanya ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
·         Sebab-sebab Terjadinya Ketidakpastian
   Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat berpikir secara teratur, logis ataupun mengambil kesimpulan. Dalam berpikir ia selalu menerima rangsangan (stimu.lus) dari luar, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau. Kalaupun ia dapat berpiki baik, akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda obsesi, fobia/phobia, delusi, gerakan-gerakan gemetar (buyuten),kehilangan pengertian (aparia), kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu (agnesia).
Menurut Siti Meichati  dalam bukunya kesehatan mental adda beberapa sebab orang tidak dapat berpikir dengan pasti.
Sebab-sebab itu ialah sebagai berikut:
1.Obsesi
            Obsesi adalah gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab yang tak diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan kita’
Contoh:
a.       Seorang kepala bagian suatu instansi karena kurang mampu bekerja selalu mempunyai ingatan pihak yang ingin menjatuhkannya.
b.      Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat berpikir olehnya ada kawannya yang bingin menjatuhkannya. Pikirannya itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.

2. Phobia
            Phobia adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan, tidak normal, kepada suatu hal atau kejadian, tanpa diketahii sebab-sebabnya.
Contoh:
a.       Orang yang takut kepada tempat yang tinggi. Secara tidak disengaja, jalan naik tak terasa, sampai atas, ia takut luar biasa (Acrophobia)
b.      Ada pula orang yang takut kepada orang banyak yang sedang berkumpul. Pada suatu hari dirumahnya ada pencuri, iaberteriak sehingga tetangga disekitarnya berlari datang ke rumahnya. Dalam sekejap telah berkumpul puluhan orang.  Herannya justru gemetaran, pucat, ketakutan luar biasa (Ochlophobia)
Orang yang dilanda ketakutan itu tidak dapat berfikir, pikirannya tidak pasti tidak menentu.

3.      Delusi
            Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyainan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat. Tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
Delusi iniada tiga macam, yakni:
a.       Delusi persekusi
            Menganggap adanya keadaan yang jelek disekitarnya.
b.      Delusi keagungan
Menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti itu biasanya gila hormat. Menganggap orang di sekitarnya sebagai orang-orang yang tidak penting. Akhirnya semua orang menjauhi juga. Jadi, hampir sama dengan delusi persekusi. Yang jelas akibatnya sama, ialah dijauhi semua orang.
c.       Delusi melancholis
Merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama delirium tremens, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot tak berkuasa lagi. Ia kehilangan ingatannya sama sekali. Ia kehilangan ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu yang belum pernah dialami.
Contoh:
            Mang cecep orang kampong pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, keringat dingin mengucur, ditanya ini itu tak dapat dijawab, mulutnya gementar. Akhirnya jaksa tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya. Untung saja ia tak jaut pingsan.

4.      Histeria
            Ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain.
Contoh:
a.       Neneng seorang gadis yang cukup manis. Pada suatu hari ia melihat pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis yang belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk dihatinya, dan setibanya di rumah dia berteriak histeris.
b.      Ketika ibu Bakri sedang melayani anaknya makan, datang orang-orang mengeuk pintu, mengucap salam. Dijawabnya dan keluarlah ia. Di luar, kagetlah ia melihat orang banyak mengusung jenazah yang ditutupi kain. Ibu itu langsung bertanya siapa itu ?” Itu, bukan kang Bakri ! Semua yang ditanya diam. Akhirnya dia berteriak histeris lalu pingsan. (Film rang-orang laut).


5.      Halusianasi
            Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan panca indra. Seperti para prewangan (medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan Sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakaian obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang-orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini nampak dalam perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsang khayalan sendiri).
Contoh:
a.       Pada suatu hari saya diajak teman saya yang bernama Nuradi pergi ke rumah orang yang dapat menyebutkan siapa yang mencuri TV nya. Prewangan itu namanya Mbah Umi. Setelah Mbah Umi makan bunga mawar, kemudian berbicara dengan suara yang agak berbeda, entah suara itu dibuat-buat atau benar-benar suara yang timbul sebelumnya.
b.      Atang memang seorang peminum. Bila sedang marah makin hebat minumnya. Setelah ia mabuk biasanya ia mengoceh (berbicara tidak menentu).

6.  Kompulasi
            Kompulasi ialah keragu-ragu yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali (Neurose).

Contoh:
a.       Keinginan untuk mengambil barang orang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikata ingin membeli, mampu juga dia (Kleptomania)
b.      Keinginan minum-minuman keras. Orang itu bukan pmabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendungnya (dispemania).


7. Keadaan Emosi
            Dalam keadaan tertentu seseorang sangat terpengaruh oleh emosinya. Ia sampai pada keseluruhan pribadinya : gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dank arena itu dilepaskan di dalam gerakan-gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, dsb. Jelas kepada kita orang yang demikian itu tidak mungkin dapat berfikir dengan tenang dan dengan baik.
            Untuk mengatasi atau untuk menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu dicari penyebabnya, andaikata telah diketahui penyebabnya tetap masih sakit, penderita perlu diajak pergi atau pergi sendiri ke spikolog.
            Untuk menghadapi kegelisahan biasanya dengan menggunakan sikap positif yang bias berlaku umum ini akan berwujud tindakan-tindakan yang sangat dianjurkan, yaitu meliputi:
1.            Hadapi dan rencanakan segala kemungkinan problema yang timbul dan sikap yang dibayangkan akan terjadi, sampai pada yang sejelek mungkin.
2.            Susunlah persiapan cara-cara menghadapinya beserta pemecahannya.
3.            Mendeteksi sebanyak mungkin tentang hal-hal yang menyebabkan gelisah termasuk didalamnya; sebab-sebab dan problemanya.
4.            Hadapilah dengan tabah kegelisahan beserta sebab-sebab dan problemanya dan bersiap sedia.
5.            Jika mampu meskipun mungkin tidak dapat secara spontan hilangkanlah sebab-sebab kegelisahan yang ada.
6.            Ajaklah orang lain bekerja sama dalam mengatasi kegelisahan ini paling tidak untuk ikut memikirkan atau memberi perhatian atau memahami keadaan sadar.





BAB III
KESIMPULAN

1.      Kegelisahan timbul karena perbuatan manusia sendiri
2.      Bentuk-bentuk kegelisahan:
a.                          Keterasingan
b. Kesepian
c.                          Ketidakpastian
3.      Perasaan cemas menurut Sigmund Freud ada 3, yaitu:
a.                          Kecemasan kenyataan
b. Kecemasan neurotic (saraf)
c.                          Kecemasan moral
4.      Sebab-sebab keterasingan bersumber pada:
a.                          Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat
b. Sikap rendah diri
5.      Macam-macam keterasingan:
a.                          Keterasingan karena cacat fisik
b. Keterasingan karena social ekonomi
c.                          Keterasingan karena rendah pendidikan
d.                         Keterasingan karena perbuatannya
6.      Untuk mengatasi keterasingan kita perlu kesadaran yang tinggi.
7.      Macam-macam kretidakpastian:
a.  Obsesi
b. Phobia
c.  Delusi
d.                         Hysteria
e.  Halusinasi
f.  Kompuisi
g. Keadaan emosi

Konsepsi Ilmu Budaya Daya Dasar Dalam Musik


BAB I
PENDAHULUAN


Ada berbagai jenis musik yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Misalnya musik tradisional yang dulu sangat di gemari oleh penduduk kraton. Karena zaman terus maju dan musik-musik yang berkembang di duniapun semakin pesat, maka sekarang kita banyak mengenal jenis-jenis musik yang banyak di gemari oleh setiap manusia, yakni musik pop, rock, dan lain sebagainya.
Dampak sosial dari merajalelanya musik-musik ini, terasa sangat dominan pada generasi muda, atau paling tidak, mereka berjuang muda.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    GENERASI MUDA DALAM MUSIK

Membicarakan musik merupakan keasyikan tersendiri, sebab kita dihadapkan pada masalah-masalah yang sangat kita sukai, kita senangi, kita nikmati. Secara umum, sudah tentu hal ini sangat benar, sebab musik dikatakan sudah menguasai dengan hampir mutlak, sebagian dari hidup kita.
Musik sedemikian rusaknya kedalam kehidupan sosial masyarakat. Ia telah mengibarkan benderanya di pangung-pangung kesenian, konser-konser, radio, televisi, toko-toko, pusat perbelanjaan, di rumah-rumah, kamar-kamar, di warung-warung, di dalam mobil, di lokalisasi pelacuran, ataupun dikampus-kampus, sebagai iringan atau sebagai back sound, ia menemani manusia disaat manusia sedang belajar, bersantai, rekreasi, perjalanan, pacaran atau dalm perta-pesta, bahkan ketika sepasang manusia sedang melakukan kegiatan yang bersifat pribadi. Sehingga dengan demikian, nyatalah bahwa musik merupakan kebutuhan yang hakiki dalam kehidupan kita sehari-hari. Tiada hari tanpa musik.
Dampak sosial dari merajalelanya musik-musik ini, terasa sangat dominan pada generasi muda. Pemusik atau penikmatnya sebagian besar adalah generasi muda, atau paling tidak, mereka yang berjiwa muda. Akan halnya penikmatan musik ini, sejarah juga telah membuktikan, bahwa salah satu sifat atau ciri manusia Indonesia adalah artisik. Penikmatan musik yang terjadi dai kamar-kamar atau di disco-disco sambil berajojing, menyebabkan generasi muda gila musik. Satu generasi yang berlatar belakang cross-cultural  di indonesia, telah mmbentuk satu citra tersendiri, bagi kehidupan musikaria di sekitar kehidupan anak-anak muda. Dominasi musik barat dalam kehidupan sehari-hari. Lepas dari masalah positif-negatif, baik-buruk, atau benar-salahnya, hal ini sudah menunjukkan suatu dinamika kehidupan generasi muda. Suatu aksi telah mendapatkan reaksi.
Musik yang kita dengar sehari-hari secara umum, merupakan suatu kumpulan atau susunan bunyi atau nada, yang mempunyai ritme tertentu, serta mengandung isi atau nilai perasaan tertentu.
Ada beberapa hal definisi tentang musik, yang diucapkan atau dihasilkan para ahli. Sifatnya memang mengandung subjektif, tetapi minimal dapat digunakan sebagai bahan perbandingan. Diantaranya adalah:
·         Musik adalah ekspresi dari suatu yang agung
·         Musik adalah bahasa dunia: ia tidak perlu diterjemahkan, dalam musik berbicara dari jiwa kepada jiwa
·         Musik adalah suatu daerang atau suatu kawasan tempat dimana kata-kata tidak perlu ikut serta
·         Musik adalah janji atau jaminan akan hidup yang kekal abadi
·         Musik adalah bunyi-bunyian yang logis tetapi bukan logika dari suatu argumentasi, musik adalah suatu himpunan teratur dari vutalitas, suatu impian dimana-mana bunyi-bunyian dersatu padu dan mengkristalisasi
·         Musik adalah suatu perwujudan yang lebih tinggi daripada budi dan filsafat.
Kalau kita telusuri proses awal terbentuknya komunikasi kita dengan musik pop, ternyata kita  menemui suatu jalur khusus yang berliki-liku. Dari ide, melewati seleksi untuk direkam, pemilihan penyanyi, proses rekaman yang serba elektronik, publikasi, marketing, dan sebagainya. Dan kalau kita lihat, proses apa ini? Ini adalah suatu proses industri  dari suatu karya musik. Seni sudah berubah menjadi suatu karya industri.
Jenis “rock” ternyata masuk ke indonesia karena industri juga. Ia masuk lewat piringan hitam, cassette, atau top hit, top ten, top twenty atau apapun istilahnya, yang merupakan sarana promosi, langsung atau tidak , di radio-radio dan televisi. Dampak yang sangat terasa dalam kehidupan anak-anak muda, terutama kita lihat, betapa girangnya bersemangat dan antusiasinya mereka, ketika ada konser rock.
Diantara musik yang ada di indonesia, luar jenis-jenis musik yang dominan diatas, ada satu jenis musik yang erat kaitannya dengan kebudayaan islam. Satu contoh adalah kasidah. Kasidah dalam islam merupakan sajak lirik dengan metrum yang sesuai di nyanyikan atau disenandungkan, baik oleh penyanyi tunggal, paduan suara maupun sambut menyambuut antara keduanya. Isinya berupa pengagunggan terhadap ke Esaan Allah SWT, melukiskan kebesaran rasulnya, mengajak beramal dan berjihat di jalan Allah SWT serta anjungan untuk menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebagai alat pengiring biasanya digunakan rebana, ini juga meliputi alat modern.
Kehidupan kasidah di indonesia sudah mengakami banyak perkembangan pada dekade terakhir ini. Pengaruh-pengaruh musik jenis lain yang “masuk” kedalam kasidah buatan tahun 60/ 70 an.
Musik masa kini membanjir, telah merasuk jiwa anak muda, sehingga ketika kasidah menjadi pokok garapan, maka sadar atau tidak pengaruh musik masa kini untuk masuk kedalam kasidah. Secara sadar  unsur-unsur perbaruan itu memang sengaja ditampilkan untuk menarik nikmat. Melihat kenyataan ini, ternyata kasidah dapat dikembangkan jenis musik pengiringnya.


B.     PANDANGAN-PANDANGAN ISLAM TENTANG MUSIK MASA KINI

H. ABDULLAH BIN Nuh dalam musyawarah seniman budayawan islam menyampaikan prasarananya yang berjudul “kebudayaan dan kesenian menurut hukum islam” disitu ia memaparkan beberapa pendapat dari orang-orang yang berwenang dan berkewibawan dalam islam mebenarkan kesenian, diantara lain:
·         Mahmud Syaltul, Syaikhil Azhar berfatwa, bahwa ia cenderung kepada pendapat, bahwa tidak ada alasan berdsarkan Al-Quran dan Hadits, atau Qisas yang mengharamkan suara merdu berirama beserta alat apa saja.
·         Al-Nabulsi berfatwa bahwahadits-hadits yang dianggap alasan utuk mengharamkan musik adalah menunjukkan haramnya itu kalau berhubungan dengan perbuatan-perbuatan haram.
·         Pada Abdullah bin Zubair ada beberapa jariah yang pandai main gambus
·         Syair hasan bin Thabib, penyair Rasulullah, dinyanyikan oleh seorang biduanita dengan mizhar
·         Islam memang ada menghukum kesenian tertentu bersifat haram


C.    MUSIK ISLAM

Musik islami merupakan bentuk kesenian yang khas. Ia tidak semata-mata seni untuk alat dalam mencapai tujuan tertentu. Sebab dengan melandaskan takwa, akan lahir musik islami yang tetap menjamin kebebasan si seniman, tetapi dapat juga menyampaikan nilai-nilai islam secara lamgsung maupun tidak, kepada penikmatnya.
Kita justru harus bersikap terbuka dngan musik-musik yang datang dari luar, terhadap perkembangan teknologi, apapun perkembangan kebudayaan pada umumnya. Disamping kita juga harus sekaligus menguji, serta menimbang hal-hal mana yang patut kita tolak, atau kita kembangkan lebih lanjut. Batasan dalam hal ini tidak ada yang mutlak, sebab kebudayaan bukanlah barang mati.
Dalam islam, yang mutlak adalah agama, sebab ia adalah wahyu Tuhan. Sedangkan kebudayaan islam tebentuk dari manusia-manusia islam itu sendiri. Perkembangan kebudayaan pada umumnya ditentukan atau di lahirkan oleh akal budi manusia, untuk kepentingan hubungan antara manusia dengan manusia, yang juga sudah diatur oleh agama. Atas dasar itu, kita dapat mencari hal-hal, yang dalam hal ini adalah musik. Jadi kita harus luwes, sadar situasi, tanpa meninggalkan perintah Allah SWT.
Perlu diadakan forum musik jenis ini, dalam wujud pementasan ataupun diskusi secara lebi kontinyu, mengingat hal ini dapat untuk lebih mengembangkan serta membahasa berbagai kemungkinan dalam penciptaan atau pementasan musik islami. Kebudayaan islam harus berkembang sesuai dengan kata hati orang islam itu sendiri.
Karya seni akan tercipta dan terus berkembang, bila inovasi terus dilakukan. Dalam hal ini, faktor pendidikan musik dan pendidikan agama islam, sangatlah penting, sebab akan menjadi dasar yang mutlak bagi seniman, walaupun itu lebih banyak bekerja dengan perasaannya.
Yang paling penting dalam kelompok faktor-faktor generasi muda, islam, musik dn rock adalah generasi muda islam harus dapat bersikap, berbuat sesuatu, serta mempertanggung jawankannya.


D.    PEMAHAMAN DAN PENGHAYATAN MUSIK

Seni karawitan, degung sunda, musik kolintang, dan gendi sriwijaya adalah contoh dari musik daerah yang jumlah dan ragamnya banyak sekali. Gubahan musik pada mu negri, gugur bunga, hallo-hallo bandung, dan syukur adalah lagu-lagu nasional yang pada saat tertentudapat mengubah menjadi ungkapan perasaan yang mampu meluluhkan perasaan kebangsaan. Musik daerah maupun musik nasional adalah salah satu karya musik yang mengambarkan  ungkapan perasaan situasi dan kondisi kejiwaan maupun semangat yang berbeda-beda. Didalamnya tercantum suatu ungkapan perasaan yang beraneka ragam. Perasaan berupa kecintaan kepada tanah air, kebanggaan terhadap hasil budaya, ungkapan keberanuan, kegelisahan dan bahkan mengungkapkan cita-cita luhur.
Terlepas dari segala kekurangan yang timbul, usaha mengangkat musik trasidional, lebih-lebih dilakukan oleh anak-anak muda, ke tengah-tengah masyarakat pencinta musik ini patu dihargai. Usaha tersebut boleh dikatakan sebagai sumbangan sekelompok anak muda terhadap warisan nilai budaya bangsa, khususnya dibidang musik-musik tradisional.
Musik tradisional menunjukkan satu musik yang bersifat kolektif yang ada/ terdapat dalam satu komunitas tertentu. Komunitas tempat diketemukannya musik yang bersangkutan biasa yang sudah mempunyai tingkat peradaban tinggi maupun komunita yang masih mempunyai tingkat peradaban rendah atau terbelakang.
Pemisahan komunitas dalam dua kutub tersebut tidaklah berlebihan, mengingat dalam disiplin ethmomusicology dikenal pemisahan antara “folk music” dengan “primitove music”.
Musik-musik yang bersifat tradisional dan kolektif tersebut dianggap menggambarkan kepribadian komunal atau masyarakat setempat. Secara demikian, musik-musik tersebut sekaligus menyalakan semangat atau spirit kebersamaan dari komunitas yang bersangkuta. Perbedaan antara musik-musik tradisional yang dalam daerah pertanian dan nelayan bisa dipakai sebagai contoh khasus ini.
Pada sisi lain musik tradisional selalu berhubungan dengan kehidupan sehari-hari suatu komunitas. Dan banyak suatu komunitas setempat. Misalnya, untuk keperluan upacara yang bersifat ritual, untuk kepentingan pekerjaan, mengurangi tari-tari tradisional atau bisa juga sebagai sarana menyebarkan nilai-nilai budaya ataupun sejarah komunitas setempat.
Dari segi lirik lagu-lagu tradidional, umumnya bersifat sederhana dengan pengulangan-pengulangan yang tetap. Dari persepsi sederhana tentang musik tradisional tersebut ada beberapa ciri yang dianggap menonjol dalam karya musik tradisional, yaitu:
·         Karya musik itu berkembang dalam suatu komunitas.
·         Karta tersebut menggambarkan kepribadian komunal.
·         Karya tersebut menyuarakan semangat dan spirit kebersamaan komunitas
·         Karya tersebut senantiasa berkaitan dengan kehidupan sehari-hari anggota komunitas
·         Sifatnya fungsional
·         Proses pewarisnya tidak mengenal cara-cara tertulis.


E.     PENYUSUTAN TERHADAP GENDHING-GENDHING KLASIK JIWA

Gendhing dalam pengertian yang lias berarti semua bentuk komposisi gamelan. Dalam pengertian yang sempit berarti komposisi gamelan yang terdiri atas dua bagian, yakni merong dan inggab. Merong adalah bagian pertama dari gendhing yang mengandung suasana agung, khidmat, tenang. Inggab adalah bagian gendhing yang bersuasana gairah.
Gendhing yang terdiri atas merong dan inggab itu hanya berlaku untuk bentuk-bentuk tertentu, yaitu mulai dari bentuk ketbuk loro kerep sampai dengan bentuk ketbuk wolu kerep atau ketbuk papat arang, yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut.
·         Gendhing ketbuk 2 kerep (dalam satu gongan terdiri dari 4 satuan kenong, setiap satuan kenong terdiri 16 sabetan balungan, jadi dalam satuan gong terdiri atas 4 x 16 atau 64sabetan balungan)
·         Gendhing ketbuk 2 orang, (dalam satu gongan terdiri atas 4 satuan kenong, dalam setiap satuan kenong terdiri atas 32 sabetan balungan, jadi dalam satuan gong terdiri atas 4 x 32 atau 128 sabetan galungan)
Adapun kombinasi yang lebih kecil dari bentuk-bentuk gendhing I sampai V itu dikalangan pengrawit dicebut nama bentuknya, seperti ladrang, ketawang, lancaran, ayak-ayak , srepeg, sampak, kemuda. Sebagai berikut:
a.       Ladrang (dalam satuan gong terdiri atas 4 satuan kenong, setiap satuan kenong terdiri atas 8 sabetan balungan, jadi dalam satuan gong tersebut terdiri ata 4 x 8 atau 32 sabetan balungan)
b.      Ketawang (dalam satuan gong terdiri atas 2 satuan kenong, setiap satuan kenong terdiri atas 8 sabetan balungan, jadi dalam satuan gong tersebut terdiri ata 2 x 8 atau 16 sabetan balungan)
c.       Lancaran, yaitu komposisi dalam satuan gong terdiri atas 4 satuan kenong, setiap satuan kenong terdiri atas dua sabetan balungan, namun biasanya, jarang sekali gendhing lancaran yang hanya terdiri atas 1 gong, sedikitnya 2 satuan gong.
Pradjapangwarit menggolongkan bentuk-bentuk gendhing itu kedalam 3 golongan:
1)      Golongan gendhi ageng untuk gendhing II sampai denganV
2)      Gendhing tengaban untuk gendhing I yang sidikitnya terdiri atas 2 putaran
3)      Gendhing alit untuk gendhing satu  yang terdiri atas i putaran, ladrang, dan ketawang.
Selain aturan bentuk di atas, setiap golongan gendhing mengikuti aturan “garap” yang satu dengan yang lainnya relatif berbeda. Garap mendhing mencakupi unsur-unsur membentuk karakter atau masa musikal, yaitu bagaimana menggarap setiap istrumen dalam ansabel gamelan: melodinya, beberapa kecepatan dan atau kelambatan tenponya. Seberapa keras dan lirih volumenya, yang beberapa tinggi dan atau rendah nadanya. Hal yang serupa juga berlaku dalam menggarap atau menjanjikan vokal, baik vokal tunggal maupun vokal bersama. Perbedaan garap  yang relatif itu pada hakikatnya untuk menghasilkan karakter / watak gendhing, atau nuansa rasa musikal yang berbeda pula, mulai dari yang terasa seger sunyeh.
Gendhing-gendhing ini jumlahnya ratusan , baik yang sudah masuk dalam tabel di atas maupun yang belum, menurut tradisi kraton dulu disajikan di dalam 4 macam ansabe:
·         Pakurmatan
·         Klenengan
·         Iringan pakeliran
·         Dan iringan tari

1.      Gendhing-Gendhing Pakurmatan
Keraton memiliki gamelan dan gendhing yang khusus untuk pakurmatan (upacara). Gamelan parkumatan itu adalah kodhok ngorek, monggang, carabalen, dan sekaten. Gendhing-gendhing kothok ngorek, monggang, carabalen, dan sekaten, masing-masing hanya satu  gendhing yang diciptakan khusus untuk itu. Gandhing-gandhing carabelan sebagian ciptaan khusus, sebagian diambil dari repertoar yang ada. Gendhing-gendhing sekaten sebagian diciptakan khususs, sebagian diambil dari bagian-bagian inggah Gendhing-gendhing bonang yang ada. Penyajian Gendhing-gendhing untuk pakurmatan yang disajikan dengan gamelan ageng.

2.      Gendhing-gendhing klenengan
Klenengan kurang lebih sama artinya dengan konser. Menurut tradisi yang masih cukup dihormati oleh para pengrawit, penyajian gendhing dalam acara klenengan mengikuti aturan tertentu. Urutan gendhing yang disajikan untuk konser di pagi maupun malam hari sesuai dengan hirakki/ urutan pathet.
3.      Gendhing-gendhing iringan pakeliran wayang kulit
Ada beberapa jenis pakeliran wayang kulit yang pernah digeliminasi oleh keraton. Selain pakeliran wayang kulit purwa, juga ada pakeliran wayang gedhuk. Pakeliran wayangkulit purwa, yang populer sampai sekarang, yang mengisahkan epos mahanarata dan atau ramayan. Pakeliran wayang madya, yang sudah lama tidak muncul, mengisahkan kelanjutan cerita maharabata, yaitu sejak gendra yana hingga jayalengkara. Pakeliran wayang geghog, yang jarang sekali muncul mengusahkan cerita panji yang berlokus disinga sari, jenggala, dan kediri.
Ketiga pakeliran wayang kulit tersebut, menurut tradisi pakeliran kraton, menghendaki garap gendhing, dan gamelan yang khusus. Pakeliran wayang madya di iring oleh gamelan dan Gendhing-gendhing berlaras pelog.

4.      Gendhing-gendhing Iringan Tali
Tari dilingkungan keraton yang di iringi dengan Gendhing-gendhing Iringan Tali Klasik meliputi tari bedhaya, srimpi, dan wireng. Bedhaya adalah tari kelompok dengan tujuh sampai dengan sembilan tari perempuan yang semuanya masih gadis. Bedhaya bukan sekedar gerak komposisi gerak yang samauntuk 7—9 orang, melainkan suatu koreografi yang mendramitasikan suatu “kisah”. Oleh karena itu, ada penari yang berperan sebagai tokoh utama (batak) dan peran lainnya. Bedhaya biasanya disajikan dalam konteks ritual kerajaan. Serimpi adalah tari kelompok dengan empat tari perempuan yang semuanya masih gadis, biasanya puteri-puteri kerajaan. Srimpi disajikan bukan dalam konteks ritual, melainkan kelageman, atau jamuan untuk tamu. Wireng adalah tari berpasangan, memerenkan tokoh-tokoh yang bermusuh, yang kisahnya diambil dari maharabata, ramayana, panji, dan menak.
Hampir semua gendhing yang digunakan untuk mengiringi tari-tari tersebut termasuk dalam daftar yang telah dibatasi diatas. Gendhing-gendhing yang digunakan untuk iringan bedhaya dan serimpi mempunyai penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud berupa perubahn, pemotongan atau penyingkatan. Ciri yang menonjol dalam iringan bedhaya yang tidak ada dalam garap klenengan adanya vokal sindbenan bedhaya yang dinyanyikan oleh swarawati dan swarawara bersama-sama. Gendhing-gendhing yang tidak pernah dipakai kecuali untuk mengiringi bedhaya-serimpi adalah Gendhing-gendhing kethuk-kenong untuk bedhaya pangkur, bedhaya duradasih, dan srimpi anglir mendhung.
Dalam proses perembesan tdari dalam keluar istana itu rupanya terjadi seleksi. Tidak semua Gendhing-gendhing keraton itu disajikan dan dinikmati oleh masyarakat diluar istana. Sudah barang tentu, Gendhing-gendhing yang dihormati sebagai pusaka keraton kebanyakan pada Gendhing-gendhing kethuk 2 kerep, ladrang, ketawang lancaran. Dari pilihan inilah kemudian kita mengenal Gendhing-gendhing “adhakan”.
Dalang kondang Ki Nartosabdo, masuk dalam persaingan trend gendhing masa itu. Bersama kelompok karawitan condhong raos, beliau menggarap sepertoar gendhing adhakan menjadi lebih segar, lebig prenes (lincah), lebih mrabot (rumit). Ia juga mengubah gendhing dolanan baru, mulai yang bernuansa tradisi sampai yang bergaya. Hampir semua gendhing garapannya itu disajikan dalam pertunjukan wayang kulit yang didalamnya. Masyarakat, selain juga dengan pakeliran gaya Ki Nartosabdo, juga suka dengan gendhing gubahannya yang segar.
Perusahaan-perusahaan rekaman berdatangan silih berganti untuk mengajak bekerja sama. Hasilnya ratusan album parkeliran dan gendhing Ki Narto Sabdho, produksi berbagai perusahaan rekaman, memenuhi tak-rak toko kaset di kota- besar dan kecil. Ada tiga ratusan gendhing gubahan Ki Narto Sabdho adalah mempopulerkan gendhing adhakan dan menambah repertoar baru.
Gendhing-gendhing besar, terutama bagian inggah gendhing bonang, yang karakternya gagah-bregas, akan tetap hidup selama kraton melestarikan tetabuhan gamelan sekaten pada setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun, kurang mendapat respons dari pengunjung festival sekaten yang jumlahnya ribuan. Pengunjung hanya lewat begitu saja didepan lokasi gamelan, atau tidak sama sekali. Perhatian penggunjung umumnya pada pasar malam, atau tontonan lain yang  digelar di alun-alun, seperti sulap, dangdut dan judi. Orang yang setian mendengarkan Gendhing-gendhing sekaten justru kakek-nenek dari pedesaan mereka datang, langsung duduk di dekat gamelan, mengunyah sirih, dan memohon di dalam hati agar diberi keselamatan, kesehatan, mudah rejeki. Mereka belum mau bangun dari tempat duduk sebelum para pengrawit meninggalkan gamelan.
Tampaknya alam kehidupan sekarang tidak kondusif bagi kehidupannya gendhing klasik tradisional. Gendhing itu di buat sesuai dengan alam keraton Jawa pada waktu itu. Oleh karena itu pula dalam perkembangan Gendhing-gendhing tertentu, pernah terjadi semacam pemadatan seperti halnya pemadatan tari bedhaya sebagai “pengedilan” format atau sekala gendhing, misalnya rondon menjadi rondon cilik: sangupati kethuk 4 orang menjadi sangupati kethuk 2 kerep; Ladrang playon 13 gongan menjadi 3 gongan, dan lain-lainnya. Sebaliknya, juga terjadi “pembesaran” format, misalnya ladrang wilujeng menjadi gendhi wilujeng, dan lain sebagainya.
Gendhing klasik yang pernah dicipyakan oleh empu-empu gendhing sungguh mengandung nilai estetika, sejarah, dan fungsional yang tak terhingga. Akan tetapi, sayang akan alam kehidupan sekarang tidak mampu memberikan akomodasi yang pas untuk mereka. Masyarakat sekarang sudah terformat dalam alam kehidupan yang serba praktis , prakmatis, cepat, bersaing keras untuk hidup, dan efisien, kiranya akan merasa muak terhadap sifat-sifat yang mengutamakan kehalusan, kelembutan, keselarasan, keseimbangan, yang mungkin diidentikkan dengan sifat-sifat negatif sebangsa. Kalau pandangan atau aspresiasi masyarakat pada umumnya begitu serupa, apa mau dikata, kita akan menghadapi kenyataan yang paling pahit: kemusnahan.



BAB III
PENUTUP

1.      Musik merupakan suatu kumpulan atau susunan bunyi atau nada, yang mempunyai ritme tertentu, serta mangandung isi atau nilai perasaan tertentu.
2.      Ada beberapa hal definisi tentang musik, yang diucapkan atau dihasilkan para ahli. Sifatnya memang mengandung subjektif, tetapi minimal dapat digunakan sebagai bahan perbandingan. Diantaranya adalah:
·         Musik adalah ekspresi dari suatu yang agung
·         Musik adalah bahasa dunia: ia tidak perlu diterjemahkan, dalam musik berbicara dari jiwa kepada jiwa
·         Musik adalah suatu daerang atau suatu kawasan tempat dimana kata-kata tidak perlu ikut serta
·         Musik adalah janji atau jaminan akan hidup yang kekal abadi
·         Musik adalah bunyi-bunyian yang logis tetapi bukan logika dari suatu argumentasi, musik adalah suatu himpunan teratur dari vutalitas, suatu impian dimana-mana bunyi-bunyian dersatu padu dan mengkristalisasi
·         Musik adalah suatu perwujudan yang lebih tinggi daripada budi dan filsafat.
3.      Dari persepsi sederhana tentang musik tradisional tersebut ada beberapa ciri yang dianggap menonjol dalam karya musik tradisional, yaitu:
·         Karya musik itu berkembang dalam suatu komunitas.
·         Karta tersebut menggambarkan kepribadian komunal.
·         Karya tersebut menyuarakan semangat dan spirit kebersamaan komunitas
·         Karya tersebut senantiasa berkaitan dengan kehidupan sehari-hari anggota komunitas
·         Sifatnya fungsional
·         Proses pewarisnya tidak mengenal cara-cara tertulis.

4.      Gendhing dalam pengertian yang lias berarti semua bentuk komposisi gamelan. Dalam pengertian yang sempit berarti komposisi gamelan yang terdiri atas dua bagian, yakni merong dan inggab.
5.      Merong adalah bagian pertama dari gendhing yang mengandung suasana agung, khidmat, tenang. Inggab adalah bagian gendhing yang bersuasana gairah.



DAFTAR PUSTAKA


Mustopo, Habib. 1983. Ilmu Budaya Dasar. Usaha Nasional. Surabaya-Indonesia
Jabrohim, dkk.1995. Islam Dan Kesenian. Majelis Kebudayaan Muhammadiyah Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta
Sedywati, Edi. 2003. Warisan Budaya Takbenda. PPKB-LPUI. Depok